Subulussalam
merupakan Kota baru di Aceh. Tentunya banyak orang masih merasa asing dengan
nama Subulussalam. Tidak sefamiliar nama induknya dahulu, kabupaten Aceh
Singkil, yang terkenal dengan ‘Pulau Banyak’ nya. Jika sahabat berkunjung ke
Kota Subulussalam, Beberapa hal ini mesti diperhatikan.
1. Suku Pakpak makan orang?
Tenang dulu
ya bro. Isu tentang suku Pakpak makan daging orang memang begitu santer sekitar
puluhan tahun yang lalu. Menggali kebenaran sejarahnya juga menjadi sesuatu
yang mengabur. Kalau anda tanyakan pada orang Pakpak, pasti mereka menyangkal
kebenaran bahwa suku Pakpak kanibal.
Dalam kisah
sejarahnya terdahulu diyakini oleh orang-orang suku Pakpak bahwa memang benar
pernah ada kesatria yang memakan daging manusia. Saat peperangan melawan orang
asing yang ingin merebut kekayaan daerah pakpak. Satu diantara pejuang suku yang dijuluki Si Jago Moccak
memiliki keterampilan beladiri Moccak (Moccak adalah beladiri Suku Pakpak yang
mirip silat). Dengan keberanian dan emosi yang tinggi berhasil membunuh musuh
dan mengambil jantungnya dan langsung menggigit jantung tersebut (bukan
ditelan). Tindakan ini membuat musuh lainnya terkejut dan lari kocar-kacir
dalam ketakutan.
Nah, tersiar kabarlah kemudian
keseluruh pelosok negeri kengerian suku Pakpak ini. Jadi kesimpulannya. Enggak betul
itu orang Pakpak makan manusia. Bahkan malah Sumanto, sang pemakan daging
manusia asalnya dari Jawa. Clear ya bro.
2. Jangan sebut kata-kata ini
Jangan menyebut nama bapak atau ibu mereka. Tentunya dengan
nada bergurau atau nyindir. Konsekuensi atas keteledoran kita menyindir ayah dan
ibu mereka akan berakhir pada pertikaian atau bahkan kematian (menarik bukan?
He he). Bagi kaum Pakpak di Kota Subulussalam sangat pantang menyebut nama
orang tua mereka. Pantangan ini bahkan menyulitkan petugas administrasi atau
pencatatan sipil. Jangan harap mereka akan menyebutkan ayah dan ibu mereka. Eh,
satu lagi para istri juga pantang menyebutkan nama suami. Oh, betapa ribetnya
bukan.
3. Stop! Memandang terlalu lama
Yap. Jagalah mata kita. Tentunya memandang terlalu lama
terhadap seseorang yang asing. Jika terhadap kekasih hati tak berlaku hal ini
(heuheu.. ingat yang halal ya). Tentu orang merasa tidak senang jika dipandangi
terlalu lama. Mereka akan merasa risih. Nah, apalagi biasanya ucapan pembangkit
emosi saat pertikaian suku pakpak dimulai dari kata ‘mata mi!’ (mata mu!).
4. Jangan bilang mereka suku Batak
Menurut pembagian dan juga turunan silsilahnya memang betul
suku Pakpak merupakan pecahan dari suku Batak. Tapi mereka enggan untuk disebut
suku Batak. Menurut mereka suku Batak terlalu kasar dalam penuturan bahasanya.
Lagipula bahasa Pakpak dan Batak itu sangat berbeda kendati terdapat beberapa kata
yang terdengar mirip. Jika diibaratkan sama seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda.
Terkait hal inilah yang paling sering dikeluhkan mahasiswa
asal Subulussalam di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Saat mereka berbicara
semua orang akan bertanya dan mengatakan mereka orang Batak (hiks, sakitnya tuh
disini). Hayoo.. yang pernah punya pengalaman begini acungkan tangan.
Ya eyalah bro. Orang loghatnya mirip banget dengan orang Batak,
he he.
Nah ada satu lagi suku setempat yang sebenarnya masih juga
pecahan dari suku Pakpak. Namanya suku Boang. Mereka tidak mau disebut suku
Pakpak apalagi suku Batak. Suku Boang yang kerap disebut orang Pinggir Lae
(pinggir sungai) diyakini bahasanya lebih lembut dari suku Pakpak meski pada
penyebutannya banyak pula kesamaaan.
5. Pakpak bukan kristen
Orang-orang suku Pakpak yang mendiami Kota Subulussalam itu
mayoritas islam. Jadi jangan khawatir bila kunjung ke Subulussalam sangat sulit
menemukan makanan halal. Semua halal termasuk pokok-pokok sawit, hi hi. Bahkan
menurut data statistik hampir mencapai 100% masyarakat Subulussalam beragama Islam.
6. Awas ada petir
Berhati-hatilah
berkunjung pada musim penghujan. Kilat dan petir akan menghiasi langit
Subulussalam. Raungan petir bukan hanya diatas langit tapi juga menjilat tanah
dan semua yang ada diatasnya. Jadi berhati-hatilah, segera jauhi tempat-tempat
yang memungkinkan tersengat petir seperti lapangan terbuka, tempat lembab yang
dekat dengan arus listrik, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan
menghantarkan tegangan.
Sumber : http://www.cepologis.com/2015/01/
tidak ada suku BOANG, yang ada SUKU SINGKIL.
Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5: [pakpak Simsim],[pakpak Kelasen],[pakpakKeppas] [pakpak Pegagan] dan [pakpak Boang].pakpak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, pakpak Keppas dan pakpak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan pakpak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.
Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5: [pakpak Simsim],[pakpak Kelasen],[pakpakKeppas] [pakpak Pegagan] dan [pakpak Boang].pakpak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, pakpak Keppas dan pakpak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan pakpak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.
Jgn kita jadi sok kepandaian , dan jgn jd pemecah suatu suku, sudah bagus suku, adat dan istiadat yg ada jgn ditambah tambahi dan dikurang kurangi belajarlah menghargai suku, adat dan istiadat yg dibawa dan buat oleh leluhur kita sehingga kita menjadi etnic yg kuat.manik
Terimakasih informasinya. Saya sudah pernah mengunjungi pakpak bharat walaupun hanya sekedar lewat. Mantap!!!
Sbnrnya banyak kata dari Batak Pakpak dan puak batak lainnya yang sama,slh satu contohnya yaitu tadi kata mata mi yang berarti matamu itu.Penyebab org Pakpak tdk mau dibilang BATAK yaitu karena orang Batak Pakpak lebih banyak Islam dari pada Kristen.Spt batak lainnya,rata² memakan daging babi dan anjing selain itu juga minum tuak/bir,Sementara di Pakpak jarang yang Kristen sehingga sedikit yg minum.Selain faktor agama terdapat juga faktor bahasa.Setelah saya dalami,bahasa Batak Pakpak lebih identik dgn bahasa Aceh dan Batak Karo ketimbang bahasa Batak Toba,Batak Simalungun,dan Batak Mandailing-Angkola.Namun dari perbedaan tsb bnyk juga persamaan bahasanya hanya pakpak spt bahasa batak karo yang identik dengan huruf K,E sama spt batak karo sdgkan di puak batak lain identik dgn huruf O.Contoh kata:Daliken Si telu,Mandar,dll