Minggu, 15 Maret 2015

Berkunjung Kesubulussalam, Harus Peerhatikan 6 Hal ini

8 komentar
Subulussalam merupakan Kota baru di Aceh. Tentunya banyak orang masih merasa asing dengan nama Subulussalam. Tidak sefamiliar nama induknya dahulu, kabupaten Aceh Singkil, yang terkenal dengan ‘Pulau Banyak’ nya. Jika sahabat berkunjung ke Kota Subulussalam, Beberapa hal ini mesti diperhatikan.

1.   Suku Pakpak makan orang?

Tenang dulu ya bro. Isu tentang suku Pakpak makan daging orang memang begitu santer sekitar puluhan tahun yang lalu. Menggali kebenaran sejarahnya juga menjadi sesuatu yang mengabur. Kalau anda tanyakan pada orang Pakpak, pasti mereka menyangkal kebenaran bahwa suku Pakpak kanibal.

Dalam kisah sejarahnya terdahulu diyakini oleh orang-orang suku Pakpak bahwa memang benar pernah ada kesatria yang memakan daging manusia. Saat peperangan melawan orang asing yang ingin merebut kekayaan daerah pakpak. Satu diantara pejuang suku yang dijuluki Si Jago Moccak memiliki keterampilan beladiri Moccak (Moccak adalah beladiri Suku Pakpak yang mirip silat). Dengan keberanian dan emosi yang tinggi berhasil membunuh musuh dan mengambil jantungnya dan langsung menggigit jantung tersebut (bukan ditelan). Tindakan ini membuat musuh lainnya terkejut dan lari kocar-kacir dalam ketakutan.

Nah, tersiar kabarlah kemudian keseluruh pelosok negeri kengerian suku Pakpak ini. Jadi kesimpulannya. Enggak betul itu orang Pakpak makan manusia. Bahkan malah Sumanto, sang pemakan daging manusia asalnya dari Jawa. Clear ya bro.

2.   Jangan sebut kata-kata ini

Jangan menyebut nama bapak atau ibu mereka. Tentunya dengan nada bergurau atau nyindir. Konsekuensi atas keteledoran kita menyindir ayah dan ibu mereka akan berakhir pada pertikaian atau bahkan kematian (menarik bukan? He he). Bagi kaum Pakpak di Kota Subulussalam sangat pantang menyebut nama orang tua mereka. Pantangan ini bahkan menyulitkan petugas administrasi atau pencatatan sipil. Jangan harap mereka akan menyebutkan ayah dan ibu mereka. Eh, satu lagi para istri juga pantang menyebutkan nama suami. Oh, betapa ribetnya bukan.

3.   Stop! Memandang terlalu lama

Yap. Jagalah mata kita. Tentunya memandang terlalu lama terhadap seseorang yang asing. Jika terhadap kekasih hati tak berlaku hal ini (heuheu.. ingat yang halal ya). Tentu orang merasa tidak senang jika dipandangi terlalu lama. Mereka akan merasa risih. Nah, apalagi biasanya ucapan pembangkit emosi saat pertikaian suku pakpak dimulai dari kata ‘mata mi!’ (mata mu!).

4.   Jangan bilang mereka suku Batak

Menurut pembagian dan juga turunan silsilahnya memang betul suku Pakpak merupakan pecahan dari suku Batak. Tapi mereka enggan untuk disebut suku Batak. Menurut mereka suku Batak terlalu kasar dalam penuturan bahasanya. Lagipula bahasa Pakpak dan Batak itu sangat berbeda kendati terdapat beberapa kata yang terdengar mirip. Jika diibaratkan sama seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Terkait hal inilah yang paling sering dikeluhkan mahasiswa asal Subulussalam di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Saat mereka berbicara semua orang akan bertanya dan mengatakan mereka orang Batak (hiks, sakitnya tuh disini). Hayoo.. yang pernah punya pengalaman begini acungkan tangan.

Ya eyalah bro. Orang loghatnya mirip banget dengan orang Batak, he he.

Nah ada satu lagi suku setempat yang sebenarnya masih juga pecahan dari suku Pakpak. Namanya suku Boang. Mereka tidak mau disebut suku Pakpak apalagi suku Batak. Suku Boang yang kerap disebut orang Pinggir Lae (pinggir sungai) diyakini bahasanya lebih lembut dari suku Pakpak meski pada penyebutannya banyak pula kesamaaan.

5.   Pakpak bukan kristen

Orang-orang suku Pakpak yang mendiami Kota Subulussalam itu mayoritas islam. Jadi jangan khawatir bila kunjung ke Subulussalam sangat sulit menemukan makanan halal. Semua halal termasuk pokok-pokok sawit, hi hi. Bahkan menurut data statistik hampir mencapai 100% masyarakat Subulussalam beragama Islam.

6.   Awas ada petir
Berhati-hatilah berkunjung pada musim penghujan. Kilat dan petir akan menghiasi langit Subulussalam. Raungan petir bukan hanya diatas langit tapi juga menjilat tanah dan semua yang ada diatasnya. Jadi berhati-hatilah, segera jauhi tempat-tempat yang memungkinkan tersengat petir seperti lapangan terbuka, tempat lembab yang dekat dengan arus listrik, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan menghantarkan tegangan.

Nah, 6 hal di atas bisa jadi informasi awal untuk sahabat yang ingin mengetahui sekilas terkait Kota Subulussalam. Tulisan ini diambil dari berbagai sumber dan juga pengalaman penulis yang sudah menetap lama, sampai-sampai aroma tanah nya sudah mengkristal dalam hati. 

Sumber : http://www.cepologis.com/2015/01/

8 Responses so far

  1. tidak ada suku BOANG, yang ada SUKU SINGKIL.

  2. Unknown says:
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  3. Unknown says:
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  4. Unknown says:

    Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5: [pakpak Simsim],[pakpak Kelasen],[pakpakKeppas] [pakpak Pegagan] dan [pakpak Boang].pakpak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, pakpak Keppas dan pakpak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan pakpak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

  5. Unknown says:

    Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5: [pakpak Simsim],[pakpak Kelasen],[pakpakKeppas] [pakpak Pegagan] dan [pakpak Boang].pakpak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, pakpak Keppas dan pakpak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan pakpak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

  6. Unknown says:

    Jgn kita jadi sok kepandaian , dan jgn jd pemecah suatu suku, sudah bagus suku, adat dan istiadat yg ada jgn ditambah tambahi dan dikurang kurangi belajarlah menghargai suku, adat dan istiadat yg dibawa dan buat oleh leluhur kita sehingga kita menjadi etnic yg kuat.manik

  7. Unknown says:

    Terimakasih informasinya. Saya sudah pernah mengunjungi pakpak bharat walaupun hanya sekedar lewat. Mantap!!!

  8. Sbnrnya banyak kata dari Batak Pakpak dan puak batak lainnya yang sama,slh satu contohnya yaitu tadi kata mata mi yang berarti matamu itu.Penyebab org Pakpak tdk mau dibilang BATAK yaitu karena orang Batak Pakpak lebih banyak Islam dari pada Kristen.Spt batak lainnya,rata² memakan daging babi dan anjing selain itu juga minum tuak/bir,Sementara di Pakpak jarang yang Kristen sehingga sedikit yg minum.Selain faktor agama terdapat juga faktor bahasa.Setelah saya dalami,bahasa Batak Pakpak lebih identik dgn bahasa Aceh dan Batak Karo ketimbang bahasa Batak Toba,Batak Simalungun,dan Batak Mandailing-Angkola.Namun dari perbedaan tsb bnyk juga persamaan bahasanya hanya pakpak spt bahasa batak karo yang identik dengan huruf K,E sama spt batak karo sdgkan di puak batak lain identik dgn huruf O.Contoh kata:Daliken Si telu,Mandar,dll

Leave a Reply

Labels