Selasa, 02 Oktober 2012

Kutemukan Cahaya Cinta di Halaqoh

0 komentar
Oleh : Jukhri Syahputra Bancin


             Berawal dari hari-hariku yang penuh dengan kesenangan dunia yang ku agungkan, aku merasa dunia ini adalah segala-galanya. Tapi ternyata penilaianku salah. Ketika itu selembar kertas pengumuman menempel disuatu Majalah Dinding (Mading) sekolahku, yang dulunya aku tak pernah mendengar pengumuman itu, ternyata isi pengumamn tersebuat adalah ajakan untuk mengikuti sebuah pesantren kilat di bulan Ramadhan 1431 H. Tetapi bukan pesantren kilat namanya, panitia memberi nama Pondok Indah Ramadhan (PIR) yang pada tahun itu baru beranjak ke season 4. Awalnya tak acuh dengan kegiatan itu, namun entah kenapa ingin rasanya mengikuti kegiatan itu, disamping penasaran karena namanya yang terasa aneh bagiku. Aku pun berusaha mencari alamat pendaftarannya yang tertera di pengumuman itu. Maklumlah, saat itu aku lebih lama diperantauan daripada kampung sendiri.
          Lelah kumencari ke sana-sini alamat pendaftarannya, Alhamdulillah akhirnya kutemukan juga alamat yang kucari-cari, ternyata itu adalah sebuah markaz dakwah. Aku bertanya-tanya pada hari itu “Markaz dakwah kok banyak mainan anak-anak ya....?” heheh.... Tetapi aku tak peduli dengan pertanyaanku sendiri. Niatku disini hanya ingin mengikuti kegiatan yang tertera di pengumuman tadi pagi, tidak ada pertanyaan lain yang aneh-aneh.  Setelah lama melihat-lihat, akhirnya aku menemukan salah satu panitia yang menunggu pendaftaran acara itu, dan aku pun berbincang-bincang lama dengan panitia itu mengenai kegiatan yang mereka adakan. Tidak lama kemudian, karena merasa bosan aku pun izin pulang. Sebelum pulang salah satu dari mereka memberikan formulir pendaftarannya serta surat izin dari orang tua untuk mengikuti acara itu.
            Ditengah perjalanan dengan motor yang sering kubawa, aku teringat dengan kawan-kawan dan aku berniat mengajak mereka mengikuti kegiatan itu. Setelah beberapa lama di atas motor aku bertemu dengan mereka, yang pada saat itu mereka sedang asyik menobrol. Awalnya mereka tak setuju untuk mengikuti acara itu, aku pun berusaha mencari jalan agar mereka mau mengikutinya. Salah satu dari mereka setuju yang akhirnya semua kawan-kawanku ikut dalam acara itu. Kami berlima akhirnya mengikuti acara itu.
            Diakhir acara itu ada pembagian kelompok-kelompok yang awalnya aku tak mengerti kelompok apa itu. Aku mendapat kelompok bersama ustadz Lukman Sari, SE. Satu dua kali pertemuan berjalan dengan lancar, tapi pertemuan selanjutnya aku tak pernah hadir lagi. Setelah beberapa bulan meninggalkan kelompok, perasaan hati tak tenang karena tidak mengikuti kelompok itu. Dan akhirnya aku kembali ikut dalam kelompok yang lain dari ajakan kawan tentunya, entah kenapa aku lebih merasa nyaman setelah mendalamani kelompok itu, ternyata kelompok yang aku bangga-banggakan mempunyai nama lain yakni Halaqoh atau Liqa’  aku baru sadar bahwa itulah nama lain dari kelompok  itu. Aku pun semakin bersemangat utuk melakoninya, tetapi hanya beberapa bulan berjalan tiba-tiba aku berhenti tak tau apa yang terjadi. Aku bingung harus dimana lagi aku menemukan dan mencari Halaqoh seperti itu yang telah membukakan hati ku, apakah aku harus menunggu acara PIR 6  tahun depan?  itu mustahil bagiku. Tekadku untuk mencari ilmu kala itu sangat tinggi, sehingga aku tak peduli apa kata orang, akhirnya ada kawan yang memberikan masukan dimana aku harus menemukan halaqoh. Dan Alhamdulillah akhirnya aku dapat juga menemukannya.
            Aku merasa senang, karena bertemu dengan orang-orang yang luar biasa, aku sangat bersyukur pada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk berkumpul dan satu Halaqoh serta dapat bergabung bersama orang yang luar biasa bagiku. Murabbi-ku (Guru) kala itu adalah Ustadz Adnan,S.Ag. Pertemuan pertama kami hanya bertukar pikiran bagaimana kedepannya Halaqoh ini.
            Intifadho, nama halaqoh-ku yang diambil dari tekad yang kuat dan kreatifitas dari kawan-kawanku untuk berbuat kebaikan. Dengan adanya nama Liqa’ yang luar biasa ini kami pun semakin bersemangat untuk selalu Liqa’ dan di Tarbiyah ini. Karena Murabbi-ku (guru) sering mengatakan kepada kami “Tarbiyah bukan segalanya, tetapi segala sesuatu berawal dari tarbiyah”  begitulah awal kecintaan ku pada tarbiyah yang diberikan Murabbi-ku. Dan karena Tarbiyah-lah aku dapat meraih jejak-jejakku yang membanggakan, Alhamdulillah.
            Usai sholat isya, rutinitas ini tak asing lagi aku lakukan sebagai penyeimbang hari-hariku dalam sepekan. Sudah pastinya aku ingin menjadi mentor yang baik dan orang yang bermanfaat bagi masyarakat, jadi aku harus banyak bersabar untuk mencapai impian yang gemilang itu. Malam itu juga aku melihat kawan-kawan se-Halaqohku yang sudah pada berkumpul ditempat biasa kami bertemu. Sambil menunggu kawan yang lain kami asyik ngobrol sana sini satu dengan yang lain. Tidak lama kemudian kami telah berkumpul semuanya dirumah sang Murabbi, dan kami bersiap-siap menyimak materi yang diberikan Murabbi untuk kami bawa pulang pastinya sebagai oleh-oleh kami. Dan untuk dapat kami amalkan di aktivitas sehar-hari tentunya.
            Materi yang pernah diberikan murabbi-ku  di majlis ilmu ini sangatlah luar biasa mulai dari Tafsir Al-Qur’an, Tahsin, Hadist-hadist, kemudian Ma’rifatullah, ma’rifaturrasul, ghozul fikri, dan masih banyak materi yang luar biasa yang diberikan kepada kami yang memenuhi aktivitas kami sehari-hari. Di dalam Halaqoh ini selain aku mendapatkan ilmu dari sang Murabbi, yang lebih asyiknya lagi kami bisa curhat dengan Murabbi baik seputar sekolah/kampus, masalah sosial di lingkungan masyarakat, atau masalah seputar persahabatan bahkan masalah pernikahan juga boleh  hehe...
            Begitulah kami para haus ilmu, yang tiada henti-hentinya mencari ilmu dan tak pernah berhenti menyusuri lembah-lembah yang berduri hanya untuk mendapatkan ilmu, baik ilmu yang berbicara tentang dunia maupun yang berbicara tentang akhirat. Sungguh luar biasa memang Tarbiyah ini, nyesal dech kalau gak mengikutinya. Karena kami ingin mencari ilmu seperti lyirik lagu maidany “Jejak”
                        Menapaki langkah-langkah berduri
                        Menyusuri rawa lembah dan hutan
                        Berjalan diantara tebing jurang
                        Semua dilalui demi perjuangan
                        Letih tubuh didalam perjalanan
                        Saat hujan dan badai merasuki badan
                        Namun jiwa harus terus bertahan
                        Karena perjalanan masih panjang
            Dalam tarbiyah ini aku merasakan keseimbangan Ruhiyyah (Keimanan) dengan membaca Al-Qur’an, dan Al-Ma’tsurat, Fikriyah (pemikiran) dengan materi tarbiyah dan Jasadiyah (fisik)  atau Rihlah (jalan-jalan/ travelling) ataupun Riyadhoh (olahraga) karena keseimbangan inilah aku mengenal siapa diriku.
            Maka dari itu tidak ada alasan bagiku untuk tidak Tarbiyah lagi, walaupun aku jauh diperantauan tetapi tekad untuk Halaqoh tak akan aku sirnakan. Walaupun hujan badai yang menghadang, karena aku ingin mencapai kesuksesan dan impian ku. Seperti lyirik lagu izzatul islam .
                        Ribuan langkah kau tapaki
                        Pelosok negri kau sambangi
                        Tanpa kenal lelah jemuh
                        Sampaikan firman tuhanmu
                        Terik matahari tak surutkan langkahmu
                        Deru hujan badai tak lunturkan azzammu
                        Raga kan terluka tak jerihkan nyalimu
                        Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu
                        Semua makhluk bertasbih
                        Panjatkan ampun bagimu
                        Semua makhluk berdoa
                        Limpahkan rahmat atas mu....
            Oleh karena itu aku tak ragu lagi untuk hidup bersama Tarbiyah ini yang menjadikan buah cinta kepribadianku. Insya allah aku akan selalu mencintai Tarbiyah ini .


Ditulis Oleh : Jukhri Syahputra Bancin
Continue reading →
Minggu, 30 September 2012

3 Tipe Manusia Parah

0 komentar

3 TIPE MANUSIA PARAH

3 tipe manusia parah 3 TIPE MANUSIA PARAH Manusia hakekatnya memang tidak bisa hidup sendiri diatas muka bumi ini. Manusia pasti membutuhkan sesamanya agar sesama kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa saling melengkapi. Sebutan ini biasa dikatakan dengan istilah social.
Disinilah pentingnya kerja sama agar terjalin hubunan yang baik. Sehingga kebutuhan bisa dapat teraih. Didalam tim sebuah kerja ada 3 tipe manusia parah yang perlu sobat ketahui :
Iri melihat orang lain
Orang yang seperti ini sangat sengsara dalam hidupnya karena hanya memikirkan orang lain yang merasa lebih darinya. Otaknya berputar untuk membuat orang yang diirikannya bisa terjatuh. Pandangannya yang sinis menunjukkan betapa buruknya sikap yang ingin ia lakukan terhadap orang yang ditujunya. Sikapnya tidak pernah menunjukkan kebaikan, bahkan ucapannya selalu menyudutkan. Tampak memang mata hatinya telah dibutakan sehingga semuanya tampak salah dimatanya.
Tidak mengakui kesalahan
Manusia yang bertipe seperti ini memang tampak sangat egois. Ia merasa dirinya selalu benar. Jika melihat tipikal manusia yang seperti ini, maka sangat susah bangkit menjadi orang yang sukses. Bahkan sedikit temannya dalam menjalin kerjasama.
Tidak mau belajar dari kekurangannya
Ada yang mengatakan berterima kasihlah kepada musuh mu, karena dengan adanya musuh kita lebih teliti untuk melihat kekurangan diri sendiri dan berupaya untuk menutupinya dengan banyak belajar. Berbeda jauh dengan tipe yang ketiga ini, tidak mau belajar atas kekurangan yang ia miliki. Padahal ia telah diberikan kepercayaan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Ketiga tipe ini memang tipe manusia yang parah, dan semuanya saling berkaitan. Biasanya ini banyak terjadi dikalangan perkantoran atau suatu tim kerja maupun kelompok. Dia merasa iri ketika melihat seorang temannya yang memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Padahal biasanya itu dinilai dari segi kemampuan dan kedisiplinan yang dilakukan. Namun ketika ia ditempatkan pada posisi tersebut belum tentu ia mampu. Tipe manusia yang begini hanya akan menjadi duri dalam suatu tim kerja. Pandai-pandailah melihat jauh kedalam diri dan hindarilah sifat yang seperti ini, jika ingin sukses dalam karir.
Continue reading →

Pemimpin itu diukur dari manfaatnya

0 komentar

Pemimpin Itu Diukur Dari Manfaatnya


Pemimpin Itu Diukur Dari Manfaatnya Pemimpin Itu Diukur Dari ManfaatnyaSetiap manusia telah diberikan tanggung jawab untuk menjadi seorang pemimpin. Dan pemimpin yang paling kecil adalah memimpin dirinya kejalan mana yang hendak ia tuju. Apakah jalan yang baik atau jalan yang buruk. Namun sebenarnya dari hal yang terkecil ini adalah merupakan tolak ukur gambaran dirinya pada orang lain. Ketika seseorang benar-benar bisa memimpin dirinya menjadi seorang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Maka dia pasti akan menjadi orang yang bisa menjadikan orang lain bermanfaat pula. Inilah ukuran dan ciri pemimpin yang sebenarnya.
Seorang yang bisa duduk menjadi seorang pemimpin tentu sudah dibekali dengan ilmu dan kemampuan. Sehingga ia bisa duduk dan menyandang suatu jabatan. Namun apakah ia bisa memberikan manfaat pada orang lain dari sebab duduknya ia menjadi seorang pemimpin ??
Jawaban ini pasti sudah ada pada orang yang dipimpin. Namun jika ditanya lagi pada diri sendiri apakah anda sudah bisa menjadi pemimpin yang bisa memberikan manfaat bagi oran lain ?? jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Hal inilah yang perlu kita benahi, semuanya tergantung pada orang yang menjalani. Jika ingin menjadi seorang pemimpin berikanlah manfaat pada orang lain dengan sebab kepemimpinan yang dipegang. Dengan menunaikan hak anggota, karyawan dan lain sebagainya serta melakukan kewajiban selaku seorang pemimpin.
Suatu hal yang perlu kita ingat bahwa pemimpin itu diukur dari manfaatnya kepada orang yang disekitarnya bukan karena banyaknya ilmu yang dimilikinya.
Continue reading →

Kumpulan SMS Gombal Cewek

0 komentar

Kumpulan Sms Gombal Cewek Baru Kenal

Kumpulan Sms Gombal Cewek Baru Kenal Kumpulan Sms Gombal Cewek Baru Kenal Harus diakui memang kata-kata lebih tajam dari pada pisau. Karena dapat menyentuh hati lawan bicara, Jika kata-kata itu tepat sasaran mengenai hati yang dituju. Berikut Saya sarikan kumpulan sms gombal yang sudah saya seleksi dari sebuah buku terbitan Bintang Indonesia yang mungkin dapat menyentuh hati wanita yang menjadi tujuan anda.
Gunakan jalan yang baik ya sobat…

1 pohon bisa jd hutan
1 senyuman bisa jadi perhatian
1 sentuhan bisa jadi hal yang tak terlupakan
1 orang sepertimu memang jadi rebutan..
****

Aku bukanlah teman yang sempurna
bukan juga yang terbaik
tapi yang pasti aku adalah…
teman yang selalu ingat buat kamu…
****

aku ga berharap untuk menjadi
orang yang terpnting dalam hidupmu
aku hanya berharap
suatu saat nanti jika kamu melihatku ..
kau akan tersenyum dan berkata
“aku ingin selalu berada didekatmu….”
****

Tidak semua bunga
Bisa jadi lambang cinta
Tapi mawar bisa…

Tidak semua pohon
Bisa berdiri
Kalau kehabisan air,
Tapi kaktus bisa..

Dan tidak semua orang bisa
Jadi pacar yang baik
Tapi aku bisa.. !!!
****

Dalam sayur ada kaldu
Relung hatiku tersirat rindu
Aku Cuma bilang padamu
Kalo tidur mimpiin aku..
****

Tuhan tolong bantu dia
Memejamkan matanya,
Temani dalam mimpi indahnya
Agar esok pagi dia terbangun
Dengan senyum manisnya
Sampaikan padanya
Bahwa ku ingin jadi kekasih yang terbaik untuknya
****

Seuntai kata
Terungkap dari jiwa
Seulas senyum memberi pesona
Ku alun nada
Tapi tak bersuara
Lewat sms kutulis sebuah kata
“Mat Sore Dinda..”
****

Q harus mengaku
Sejak mengenalmu
Q tk dpat melupakan mu
Karena setiap malam
Kau selalu hdr dalam mimpiku
Dan membuatku selalu ingat padamu
Izinkan aku mengisi relung hatimu
Sebagai pangeran dalam hidupmu..
****

Jika waktu dapat berhenti mengalir
Aku berharap
Itu waktu kita sedang bahagia
Jika waktu harus mengalir pergi
Aku berharap
Kamu tidak akan melupakan aku
****

Nih …
Dah kusiapin
Makan siang yang istimewa buatmu
Segelas cinta,
Sepiring rindu,
semangkok sayang
Sepotong kasih
Secuil cemburu
Dan sebuah doa..
Met maem yah..!!!
****

Sms… sms..
Adakah seseorang disitu..
Disini ada seseorang yang ingin mengisi hatimu..
Jika ingin diisi sms balik downk….
****

Satu tambah satu
Sama dengan dua
Mau nggak mau
Kita jadian aja !!!
****

Lupa agama
Ooppps… neraka !
Lupa orang tua
Ich…. Durhaka !
Lupa sesama
Ach.. byasa !
Tapi lupa ama kamu ??
Ehmm.. mana bisa !!
****

Jika aku jatuh cinta..
Cintakan lah ya Allah kepada seseorang yang melabuhkan cintanya kepadaMU
Agar bertambah kekuatan untuk mencintai-MU..
Dan jagalah cintaku padanya …
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu..
Amin..
****

Cantikku..
Jk cintaku padamu adalah cinta bt
Campakkan aku dengan kata-kata terketus yang bisa kau ucapkan

Cantikku..
Jikat cintaku padamu menjauhkan aku dari Allah, maka
Hinakan aku dengan hinaan yang paling hina yang bisa kau lontarkan

Cantikku..
jika cintaku padamu tidak bisa membawamu pada perbaikan kualitas diri
maka tutuplah hatimu untukku serapat mungkin yang kau bisa

Namun..
Jika cintaku karena pengabdian pada Allah semata
Jangan kau palingkan wajahmu,
Jangan kau tutup hatimu
Jangan kau campakkan diriku
Cintai lah aku setulus hatimu…
****

Jika kau bertanya padaku tentang apa yang kubenci saat ini
Adalah merindukanmu..
Sebab rindu adalah luka
Jika kau bertanya padaku bagaimana menyembuhkan luka ini
Adalah dirimu hadir dihadapanku..
****

Pandangan matamu..
Bukanlah sebuah sorotan
Yang membuat aku cinta padamu

Raut wajahmu yang cantik
Bukan lah sebuah perhatian
Yang membuat aku cinta padamu..

Tetapi hatimulah yang sering aku pertanyakan..
Dengan sikapmu yang lembut aku khilaf akan cintamu..
Continue reading →

LIMA PERKARA YANG SANGAT ANEH

0 komentar

LIMA PERKARA YANG SANGAT ANEH

lima perkara aneh LIMA PERKARA YANG SANGAT ANEHAbu Laits as-Samarqandi adalah seorang faqih yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-Nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara. Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, “Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menuju ke barat. Engkau
Dan lakukan 5 perkara :
1. Apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah,
2. Engkau sembunyikan,
3. Engkau terimalah,
4. Jangan engkau putuskan harapan,
5. Larilah engkau daripadanya.”

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi kebingungan sambil berkata, “Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan.” Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar buku roti. Maka Nabi pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur ‘Alhamdulillah’.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, “Aku telah melaksanakan perintahmu.” Lalu dia meneruskan perjalanannya tanpa disadari oleh Nabi itu, mangkuk emas itu keluar semula dari tempat ia ditanam.

Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, “Wahai Nabi Allah, tolonglah aku.” Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa kasihan lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, lantas
burung elang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, “Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh karena itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku.”

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, yaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pehanya dan diberikan kepada elang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan
burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya. Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalanannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ kerana tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima-lima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi
ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, “Ya Allah, aku telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya ini.”

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahwa,
  1. Engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis dari pada madu.
  2. Semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua.
  3. Jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya.
  4. Jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat.
  5. Bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul berbicara tentang keburukan orang lain (ghibah).”
Continue reading →

Pemuda Beribu-Bapakan Babi

0 komentar

PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI

Bagikan
ibu dan bapa jadi babi PEMUDA BERIBU BAPAKAN BABINabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang bisa bercakap terus dengan Allah

S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit
Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah.Nabi Musa
sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah
kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.

Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. “Ya Allah, siapakah orang
di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?”. Allah pun menjawab dengan
mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah
mendapat jawaban, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan
mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan
akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat yang dimaksud.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk, beliau berhasil
bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan
masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan
melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa
seekor babi betina yang besar. Babi itu diurusnya dengan baik. Nabi
Musa terkejut melihatnya. “Ada apa ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam
hatinya penuh keheranan.

Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap
sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik.
Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor
babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan.
Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih
sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.

Selesai kerjanya barulah dia menemui dan melayani Nabi Musa. “Wahai saudara! Apa
agama kamu?”. “agamaku adalah agama Tauhid”, jawab pemuda itu yaitu agama Islam.
“mengapa kamu merawat babi? tidak ada ajaran kita yang membolehkan demikian.” Kata
Nabi Musa.

“Wahai tuan hamba”, kata pemuda itu. “Sebenarnya kedua babi itu adalah
ibu bapa kandungku. mereka telah melakukan dosa yang besar,
Allah telah merubah wajah mereka. namun aku berpendapat masalah mereka dengan Allah itu adalah lain. Itu urusannya dengan Allah. Beginilah aku sehari-hari,
aku berbakti kepada kedua ibubapaku sebagaimana yang tuan lihat
tadi. Walaupun rupa mereka sudah menjadi babi, aku tetap melaksanakan
tugasku sebagai anak.”, sambungnya.

“Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku
bermohon supaya Allah mengganti wajah mereka menjadi manusia yang
sebenarnya, tetapi Allah masih belum mengabulkan doa hamba.”, tambah pemuda itu
lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. ‘Wahai
Musa, inilah orang yang akan bertetangga dengan kamu di Syurga nanti, dengan hasil
baktinya yang sangat tinggi kepada kedua ibu bapanya. Ibu bapanya yang
sudah buruk dengan rupa babi pun dia masih tetap berbakti. Oleh itu Kami naikkan
maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami.”

Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : “Tempat
kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami
pindahkan ke dalam syurga.” Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang
soleh dapat menebus dosa ibu bapa yang akan masuk ke dalam neraka
pindah ke syurga.”
Continue reading →

Islam Menanggapi Terorisme

0 komentar
Oleh Abdul Ghany Jahengeer Khan
Review of Religions *, Pebruari 2002, vol.97, Issue 02

Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya. Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme? Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai orang yang secara sistematis menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.

Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan, “Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs. 2:218) atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya “Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs. 2 : 257), yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.

Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan Sumber segala kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila dialah yang pada akhirnya mengambil jalan menteror pihak lain, memaksa mereka agar memenuhi tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di jalan teror itu.

Mengamalkan Nilai-nilai Kema-nusiaan Yang Tinggi

Tetapi Islam tidak hanya melarang dengan keras kaum Muslim menjadi teroris. Islam juga memastikan bahwa kaum beriman diciptakan untuk mencapai akhlak yang tinggi, berperilaku adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia yang bisa mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat manusia dengan tulus tanpa membeda-bedakan perbedaan agama, ras maupun status sosial. Tidak ragu lagi bahwa Islam menganjurkan diskusi yang atas dasar rasional dan logika dengan orang dari semua agama dan kepercayaan dengan cara nyaman dan tidak memihak, yang bertujuan kebenaran unggul di atas kekeliruan dan kesalahan. Tetapi perlu diingat, bahwa salah sama sekali untuk membenci orang yang keliru dan salah. Orang yang sayangnya memegang prinsip yang salah jangan pernah dibenci. Itulah sebabnya motto Jemaat Ahmadiyah ialah “Love for all hatred for none” (cinta bagi semua tiada benci bagi siapapun).

Di dalam Islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan hewan. Sebenarnya cinta dan simpati yang sejati ialah penangkal terorisme. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a., istri Nabi Muhammad s.a.w., bahwa beberapa orang Arab gurun datang kepada beliau s.a.w. dan bertanya: “Apakah anda mencium anak-anak anda?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ya” Mereka berkata: “Kami belum pernah mencium mereka.” Rasulullah s.a.w. bersabda:” Apa yang bisa saya lakukan jika hatimu telah kosong dari rasa kasih?” Beliau s.a.w. juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya.

Standar rasa kasih ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w.. tidak bisa selain menakjubkan seseorang yang mengetahui betapa kasar dan keras masyarakat di mana beliau s.a.w. lahir. Abu Qatadah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. menceritakan kepadanya:

“Suatu kali saya berdiri untuk memimpin shalat, terbersit dalam pikiran saya untuk memperpanjang shalat. Lalu saya mendengar tangis bayi dan saya kemudian mempersingkat shalat khawatir jangan-jangan menyusahkan ibu bayi tersebut.”
Jauh dari menghasut kebencian dan perilaku agresif, Islam justru memerintahkan kebaikan dan simpati bagi semua. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:

“Derma (sedekah) ialah suatu kewajiban bagi setiap bagian tubuh setiap hari di mana matahari biasa terbit. Mendamaikan orang yang bertengkar ialah suatu derma. Membantu orang yang menaiki binatang tunggangannya atau menaikkan barang muatan ke atasnya ialah suatu derma. Perkataan yang baik ialah suatu derma. Memindahkan sesuatu dari jalan yang menyebabkan gangguan ialah suatu derma.”

Beliau s.a.w.. tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim agar berperilaku baik kepada tetangga, sabdanya:

“Tidak akan masuk surga barangsiapa yang tetangganya tidak selamat dari keburukannya.” Beliau s.a.w.. juga menyatakan:

“Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga jika kalian tidak beriman, dan kalian tidak akan menjadi orang beriman yang sejati jika kalian tidak mencintai satu dengan yang lain. Maukah kuberitahukan sesuatu yang dengannya kalian akan mencintai satu dengan yang lain? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Suatu kali beliau s.a.w. menemukan induk burung memukulkan sayapnya sendiri di atas tanah dengan gelisah. Lalu beliau s.a.w.. menanyai para sahabat: “Apa yang terjadi?” Mereka menjawab: “Kami menangkap anak-anaknya dari sarangnya.” Rasulullah s.a.w.. bersabda: “Kembalikan anak-anak burung itu kepadanya. Tidak ada ibu yang pasti tersiksa disebabkan anaknya.” Suatu peristiwa salah seorang sahabatnya membakar sebuah sarang semut. Beliau s.a.w.. segera menyatakan agar segera memadamkan api tersebut dan bersabda: “Tidak ada yang memiliki hak untuk menyiksa sesuatu yang lain dengan api.”(Abu Dawud).

Mengedepankan Pentingnya Dialog; Piagam Madinah

Allah berfirman di dalam Al Quran surah Ali ‘Imran ayat 135 bahwa orang beriman yang sejati ialah: “…mereka yang menahan marah dan memaafkan manusia…”, demikian pula Nabi Karim Muhammad s.a.w.. bersabda: “Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam semua hal. Permudahlah dan jangan dipersulit mereka. Gembirakanlah orang-orang dan jangan membuat sedih mereka.”

Adalah jelas bahwa orang beriman yang sejati, dan segala orang jujur dan baik selalu menerima sasaran dari terorisme, tidak pernah melakukannya. Kapan saja kecenderungan seperti itu muncul di sebuah masyarakat sehingga rasa damai menjadi terganggu dan masyarakat hidup dalam ketakutan, kaum Muslim diperintahkan untuk menangkis mereka terlebih dahulu dengan mengadakan tukar pikiran dengan pihak yang bertanggung jawab dalam gangguan itu. Al-Qur’an menyatakan: “Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar-pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya” (Qs. An-Nahl:126). Dan Al Qur’an secara berulang-ulang memberitahukan kita agar mencari perlindungan dari Allah dengan sabar dan doa. Tetapi bilamana bertukar pikiran dengan orang-orang seperti itu cenderung memburuk dan berdoa untuk mereka tidak berhasil membawa perubahan pada tindakan mereka, selanjutnya Allah berfirman lagi pada bagian akhir Surah An-Nahl , yaitu : “Dan jika kamu memutuskan akan menghukum orang-orang yang aniaya, maka hukumlah mereka setimpal dengan kesalahan yang dilakukan terhadap kamu” (Qs.16:127).

Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kaum muslimin bahwa ketika segala sesuatu mulai tidak dapat dikendalikan, mereka seharusnya menyatukan kekuatan untuk menegakkan perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang masuk akal. Kaum muslim telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.. agar bekerjasama jika perlu dengan pengikut dari agama lain untuk melakukan hal yang sama. Di dalam dokumen terkenal yang disebut Piagam Madinah Rasulullah s.a.w.. mendeklarasikan:

Pasal 1. Ini ialah perjanjian dari Muhammad, Utusan Allah di antara orang- orang yang beriman dan Muslim dari Suku Quraisy dan penduduk Yatsrib dan di antara orang-orang yang mengikuti mereka dan bergabung dengan mereka dalam bertempur (melawan musuh bersama).

Pasal 2. Dan mereka merupakan sebuah umat yang satu terpisah dari pihak lain.

Pasal 25. Dan juga kaum Yahudi dari suku ‘Auf merupakan umat yang satu dengan orang-orang yang beriman- sekalipun kaum Yahudi akan mengikuti agama mereka sendiri dan kaum Muslim akan mengikuti agama mereka sendiri- dan ini akan termasuk kedua pihak sekutu dan diri mereka sendiri.(Dikutip dari Reuben Levy dalam ‘Sociology of Islam, part 1, hal. 279-282).

Di dalam piagam ini, semua penduduk kota Yatsrib atau Madinah diseru untuk bergabung dalam melawan kekuatan yang meneror warga kota. Kaum Muslim dibuat berjanji bahwa mereka akan menolong mempertahankan dengan sebaik-baiknya pengikut agama lain dari ketidakadilan dan serangan kejam. Sebagai contoh, dalam sebuah piagam beliau s.a.w.. untuk sepanjang masa yang ditujukan kepada semua orang Kristen yang hidup sebagai warga di dalam kekuasaan kaum Muslim, Muhammad s.a.w.. menyatakan :

”Aku berjanji bahwa seorang rahib atau musafir yang mencari pertolongan baik dia di atas gunung-gunung, di hutan-hutan, gurun-gurun atau tempat tinggal atau di tempat peribadatan, aku pasti akan menolak musuh-musuhnya dengan segenap sahabat-sahabatku dan penolong-penolong, dengan semua kerabatku dan dengan semua orang yang menyatakan mengikutiku dan aku akan mempertahankan mereka, karena mereka berada dalam perjanjian denganku. Dan aku akan membela orang yang berada dalam perjanjian denganku dari penganiayaan, kerugian dan keadaan yang menghinakan dari musuh-musuh mereka sebagai ganti dari jizyah (semacam pajak) yang telah mereka janjikan untuk dibayarkan. Jika mereka lebih suka mempertahankan sendiri harta benda dan warga mereka, mereka akan diijinkan untuk melakukan hal itu dan tidak akan dibiarkan dalam kesusahan sebagai bentuk rasa tanggung jawab.


Tidak ada paderi atau pendeta yang akan dikeluarkan dari tempatnya, tidak ada biarawan yang akan dikeluarkan dari biaranya, dan tidak ada pendeta yang akan dikeluarkan dari tempat ibadahnya dan tidak ada peziarah yang akan ditawan dalam perjalanan ziarahnya. Tidak ada satupun gereja dan tempat ibadah mereka yang lain akan dirusak atau dimusnahkan atau dibongkar. Tidak ada satupun dari bahan-bahan bangunan gereja mereka, yang akan digunakan untuk membangun mesjid atau rumah-rumah untuk kaum Muslim, setiap Muslim yang melakukan hal itu akan dinilai sebagai orang fasik atau pembangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Biarawan dan rahib tidak akan dikenakan pajak atau ganti rugi baik mereka tinggal di hutan-hutan atau di atas sungai-sungai, di timur atau di barat, di utara atau di selatan. Aku akan menyampaikan pada mereka kata-kata penghormatanku. Mereka adalah orang yang berada dalam perjanjian denganku dan akan menikmati kebebasan dari segala macam gangguan. Setiap bantuan akan diberikan pada mereka dalam perbaikan gereja mereka. Mereka akan dibebaskan dari ketentaraan. Mereka harus dilindungi oleh kaum Muslim. Biarlah piagam ini tidak dilanggar hingga Hari Penghakiman.” (Dikutip dari Baladhari).

Salah Satu Fungsi Perang Menurut Ajaran Islam
Di dalam Islam, setiap usaha tidak hanya untuk melindungi kaum Muslim, tetapi juga para pengikut dari agama lain. Allah Ta’ala berfirman : “…Dan sekiranya Allah tidak menangkis sebagian orang dengan perantaraan sebagian yang lain, niscayalah biara-biara serta gereja-gereja Nasrani dan rumah-rumah ibadat Yahudi serta mesjid-mesjid yang di dalamnya banyak disebut telah dibinasakan…” (QS 22 : 41)

Walau bagaimanapun, kaum Muslim telah diperingatkan oleh Pendiri Islam, Nabi Muhammad, Utusan Allah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ketika mereka memasuki wilayah orang-orang yang sedang meneror dan menganiaya mereka dengan kasar, mereka tidak boleh kehilangan akal sehat dan sikap adil, dan tergiur untuk memulai melakukan tindakan kejam, seperti yang dilakukan oleh para peneror atau teroris. Kejahatan terburuk dari rasa tidak berterima kasih akan dilakukan oleh orang-orang yang telah melupakan bahwa mereka telah baru saja menjadi sasaran dari kekejaman yang buruk, mulai membagikan hal yang sama, yang jika tidak lebih buruk, akan berlaku kejam kepada pihak lain. Nabi s.a.w.. memerintahkan : “Kalian akan bertemu dengan orang yang mengingat Allah di tempat ibadah mereka. Janganlah berselisih dengan mereka, dan memberi masalah kepada mereka. Di negeri musuh, janganlah membunuh wanita dan anak-anak, jangan pula membunuh orang yang buta dan orang tua. Janganlah menebang pohon, jangan pula meruntuhkan gedung-gedung” (Dikutip dari Halbiyyah, vol. 30

Jadi, jihad yang hanya diperbolehkan oleh Islam ialah perang orang yang teraniaya melawan orang yang menganiaya, berperang untuk melindungi perdamaian semua orang tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Taktik-taktik semacam bom bunuh diri, dan lain sebagainya sebetulnya mutlak tidak ada dalam kamus orang beriman yang sejati. Allah Ta’ala berfirman : “…Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu.” (Qs. 4: 0).

“…Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan,…” (Qs. 2:196).

Islam dengan keras melarang membunuh orang yang tidak berdosa, orang yang tidak menyerang : “…maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.” (Qs. 2 194).
Tiga ayat ini cukup untuk mencegah kaum Muslim dari menabrakkan pesawat terbang ke arah gedung-gedung, atau mengirim pembom bunuh diri untuk meledakkan penduduk yang tidak berdosa.  
Sewaktu orang jahat menghentikan kejahatan dan telah dihukum setimpal untuk kejahatan mereka, kemudian Allah berfirman: “Dan, perangilah mereka sehingga tidak ada gangguan lagi, dan agama itu dianut hanya untuk Allah. Tetapi, jika mereka terhenti, maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.” (2 : 194).

Kesimpulan

Kesimpulannya, Islam menganjurkan tiga langkah melawan terorisme:
  1. Memberikan pendidikan moral yang istimewa kepada semua kaum Muslim, sehingga mereka menjadi orang yang luhur, adil, bermoral, baik dan penuh cinta yang dengannya menjamin bahwa mereka tidak akan pernah mengacaukan kedamaian orang lain.
  2. Di mana pun kedamaian dikacaukan, mengadakan tukar pikiran dan argumentasi dengan pelaku kejahatan, dan berdoa dengan tulus untuk mereka, untuk merubah jalan yang mereka tempuh.
  3. Jika semua jalan tukar pikiran gagal, kemudian menggabungkan kekuatan dengan semua orang baik untuk bertempur dengan para pengacau hingga perdamaian dipulihkan, tetapi dengan tetap menjaga ketentuan-ketentuan keadilan dalam pandangan.
Adalah merupakan kepercayaan kita bahwa bukan hanya Islam, bahkan tidak ada satupun agama, apapun namanya, dapat menyetujui kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak berdosa, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak dengan mengatasnamakan Allah. Para teroris dapat saja menggunakan label-label agama dan politik, tetapi tak ada satupun yang bisa ditipu oleh kelicikan dan tipu muslihat mereka. Mereka tidak melakukan apapun untuk agama. Mereka adalah musuh perdamaian. Mereka harus diperangi pada setiap level seperti yang dianjurkan oleh Islam, agama perdamaian.

Continue reading →

Labels